Aksi Nyata LDII DIY: Periksa Kesehatan Bayar dengan Sampah

Membuang sampah pada tempatnya kerap kali ditekankan, namun sekarang, tindakan tersebut tidak cukup. Masyarakat seharusnya mulai mengadopsi kebiasaan memilah sampah. Di samping itu, respons nyata terhadap permasalahan sampah masih jauh dari harapan. Untuk mengatasi hal ini, DPW LDII DIY mengambil inisiatif dengan meluncurkan program amal saleh “Kyai Peduli Sampah” dan “Dai Program Kampung Iklim (ProKlim).” Gerakan ini mendapat dukungan dari Komisi Dakwah MUI DIY, Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Jawa, Kanwil Kemenag DIY, dan Fakultas Kehutanan UGM. Semua pihak tersebut memegang peran penting dalam menjalankan program “Jugangan Ing Omah” (Jugangin Om), “Dari Sampah Jadi Jariah,” dan “Sedekah Sampah Akbar.”

“Memilah sampah sejak rumah membutuhkan kolaborasi masyarakat pada tingkat terkecil. Edukasi, penyadaran, dan pendampingan bertahap diperlukan sambil menunjukkan hasilnya,” ungkap Ketua DPW LDII DIYAtus Syahbudin saat mengawasi pemeriksaan kesehatan di Ponpes Nur Aisyah Pulokadang, Ponpes Al Barokah Kranggan, Bantul, serta sekretariat DPW LDII DIY.

Menurut Atus, selama ini sampah sering kali dianggap kotor, berbau, dan tidak memiliki nilai, sehingga masyarakat sering mencampur dan membuangnya dengan sembarangan. “Sampah yang sudah terpisah dan kering akan menjadi bersih dan memiliki nilai ekonomi,” jelasnya.

Padahal, menurutnya, sampah bisa digunakan sebagai sedekah amal jariah bahkan sebagai alat bayar. Hal ini terlihat dalam program “Periksa Kesehatan Bayar Pakai Sampah” di Ponpes Nur Aisyah Pulokadang, Bantul, dan Masjid Ummu Dani Salamah (Masdanis) Sambisari, Sleman, pada Minggu, 17 September 2023.

“Warga yang memeriksa kesehatannya merasa senang karena layanan ini gratis dan hanya memerlukan membawa sampah yang sudah dipilah dari rumah,” tambahnya.

Atus juga menjelaskan bahwa kegiatan “Sedekah Sampah Akbar” yang berbasis di masjid di LDII akan terus diadakan untuk melengkapi kegiatan bank sampah Pemkot Yogyakarta dan Rumah Sampah Pemda Bantul. Program ini juga bertujuan membentuk karakter yang suka bersedekah, cinta lingkungan, serta melatih kemandirian dan kreativitas generasi muda. “Mereka semakin menyadari bahwa sampah bukan lagi hal yang kotor, melainkan sumber kreativitas untuk menghasilkan uang dan berbuat kebaikan,” pungkasnya.

Kegiatan “Sedekah Sampah Akbar” ini mendapatkan doa dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk Ketua Umum MUI DIY dan Wakil Sekretaris Dewan Masjid Indonesia DIY. Selain itu, Bayu Setyo Nugroho dari Dukuh Sambisari, Kapanewon Kalasan, juga mengungkapkan rasa senangnya karena mendapatkan pemeriksaan kesehatan. Di sisi lain, Lurah Murtigading, Kapanewon Sanden,Bambang Triyanto dan Lurah Sumberagung, Kapanewon Jetis Yudi Fahrudin mengapresiasi dan berharap program ini terus berlanjut dan diteruskan oleh generasi muda.

“Kami berterima kasih kepada LDII karena program Sedekah Sampah Akbar ini sejalan dengan program pemerintah, yaitu Bantul Bebas Sampah 2025,” kata Bambang, yang sebelumnya adalah guru SMA Taruna Nusantara.

Oleh: Uyun Kusuma (contributor) / Faqihu Sholih (editor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *