Aliansi Masyarakat Amabon Raya Ikuti Pengajian Umum LDII Kotamobagu

Kotamobagu (6/4). Ketua Umum Aliansi Masyarakat Adat Bolaang Mongondow Raya (Amabom Raya) H. Z.A Jemmy lantong, Sekretaris umum Amabom Raya sekaligus Rektor Kampus Institut Agama Islam Kotamobagu Muliadi A.R Mokodompit, dan Bendahara Umum Amabom Harianto Simbala, bersilaturrahim dan mengikuti pengajian umum DPD LDII Kota Kotamobagu pada Hari Minggu, 27 Maret 2022 di Masjid Assobirin, Jln. AKD, RT 13, Desa Poyowa Kecil, Kota Kotamobagu.

Pengajian Umum LDII Kotamobagu bersama Amabom mengambil tema, “Dengan Semangat Silaturrahmi Kita Perkuat Ukhuwah Islamiyah Ukhuwah Wathoniyah Ukhuwah Washatiyah sebagai Wujud Nyata Implementasi Falsafah Trimoto Bolaang Mongondow yaitu Mototompiaan, Mototabian, Bo Mototanoban”.

Ketua DPD LDII Kota Kotamobagu, Choir M. Rohmat, mengapresiasi dan merasa spesial, pengajian umum yang memang rutin dilaksanakan setiap bulan itu, dirasa istimewa karena tiga serangkai pengurus Amabom Raya semuanya hadir dalam pengajian dan meluangkan waktu untuk mengenal LDII lebih dekat.

Dalam kesempatan itu, Jemmy Lantong mengatakan, tujuannya hadir di Pengajian Umum LDII Kota Kotamobagu adalah untuk bersilaturrahim dan membangun persahabatan dengan pengurus dan warga LDII. Ia menegaskan, sedari kecil dia sudah mengetahui keberadaan LDII di Bolaang Mongondow yang saat itu masih lekat dengan stigma negatif tentang LDII oleh masyarakat. Menurutnya, seiring berjalannya waktu, perkembangan LDII semakin pesat di Kotamobagu sehingga mendorongnya hadir di pengajian untuk mengenal LDII lebih dekat.

“Sejak kecil saya sudah mengenal LDII, karena saya dekat dengan keluarga beliau ini, Pak Nurdin Mamonto yang merupakan sesepuh LDII Purnawirawan TNI AD, yang juga hadir di pengajian, kami lebih kenal beliau ini dengan sapaan Papa Dewi. Namun saat itu masih melekat stigma negatif, tapi setelah saya mengikuti proses pengajian LDII, barusan tadi baru lah terjawab jelas, fakta yang ada dihadapan saya hari ini bahwa LDII tidak seperti apa yang sering diisukan oleh sekelompok masyarakat, melainkan LDII adalah organisasi yang taat beragama, bermasyarakat dan menghormati perbedaan,” tambah Jemmy.

Jemmy juga mengisahkan proses yang mengantarkanya hingga hadir dalam pengajian adalah mengenal sosok Ustad Nasrullah Shifa, dengan pribadi yang baik dan supel, yang belakangan diketahuinya sebagai Sekretaris DPD LDII Kota Kotamobagu. Selain itu, Jemmy juga menyampaikan visi dan misi Amabom Raya, karena menurutnya LDII Bolaang Mongondow Raya juga merupakan bagian dari organisasi yang ada di tanah adat Bolaang Mongondow yang harus turut menjaga, melindungi, melestarikan adat dan budaya Bolaang Mongondow.

Papa Mitti sapaan Jemmy – dalam bahasa adat Bolaang Mongondow – menjelaskan, bahwa adat Bolaang Mongondow yang terbentuk dari empat sub etnis, yakni sub etnis Kaidipang Besar, sub etnis Bintauna, sub etnis Bolango dan sub etnis Mongondow. Menurutnya, itu tidak akan berubah sampai kapan pun meski daerah Bolaang Mongondow terus dimekarkan menjadi beberapa daerah, “Hanya organisasinya yang kita mekarkan, adatnya tidak boleh dimekarkan, mo jadi sepuluh pun ini Bolaang Mongondow, adatnya tetap adat Bolaang Mongondow,” Pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum Amabom Raya Muliadi Mokodompit yang juga Rektor di Institut Agama Islam Kotamobagu juga memberikan sambutan. Hal senada disampaikan Muliadi bahwa LDII adalah organisasi yang sama dengan organisasi lain, memiliki hak dan kewajiban yang sama di tanah adat Bolaang Mongondow sebagai masyarakat adat Bolaang Mongondow.

“LDII adalah organisasi besar dan ada dimana–mana dan Amabom setelah mengetahui dan mempelajari LDII lewat Ustad Nasrullah yang dikenalnya baik, santun dalam bermasyarakat dan berorganisasi serta taat dalam beragama. Sehingga menjadi cerminan representasi dari LDII dalam pandangannya. Oleh karena itu, Amabom Raya siap bersinergi dengan LDII kedepanya,” ujarnya.

Muliadi juga memberikan materi penguatan organisasi untuk LDII. Dia menyampaikan, dalam ilmu manajemen, suatu organisasi yang kuat harus mempunyai analisis SWOT seperti LDII yang harusnya mampu mengukur kemampuan SDM dan tantangan apa yang akan dihadapi ke depan dalam hal berdakwah.

“Sebagaimana Rasulullah SAW yang selalu mendapatkan rintangan dan cobaan, cacian, hinaan bahkan terancam nyawanya dalam perjuangan dakwahnya, namun dengan kesabaran, ketekunan, kesemangatan dan doa Rasulullah SAW selalu mendapatkan pertolongan dan kemenangan,” pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Desa Poyowa Kecil, Jupriadi Bonok yang juga turut hadir dalam pengajian LDII menyampaikan bahwa warga LDII di Desa Poyowa Kecil dikenal taat kepada pemerintah bahkan ikut membantu dalam melaksanakan program-program pemerintah di desa Poyowa Kecil.

Pengajian yang diawali pembacaan ayat suci Alquran oleh Ust. Sukri Abdul Halim, kemudian diterjemahkan oleh Ust. H. Burhanudin Kuatno, lalu disambung dengan materi dalil-dalil ukhuwah Islamiyah oleh Ust. Rio Salsabila Yusuf yang juga merupakan Ketua DPD LDII Minahasa Selatan sekaligus Wakil BKSUA Minsel.

Pada Pengajian itu juga diikuti beberapa DPD di wilayah Bolang Mongondow Raya melalui Daring. Di antaranya, DPD LDII Bolaang Mongondow, DPD LDII Bolaang Mongondow Timur dan DPD LDII Minahasa Selatan. (*Buyung)

Oleh: Nasrulloh Shifa (contributor) / Faqihu Sholih (editor)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *