*Jakarta (1/11).* Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak, akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Anak pun lebih pendek dari standar usianya. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi tersebut dapat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional, karena mengancam kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia.
“DPP LDII merupakan salah satu komponen bangsa yang peduli terhadap masalah stunting. Kami tidak ingin SDM Indonesia bermutu rendah karena stunting,” ujar Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup (LISDAL) Sudarsono, saat bersilaturahim dengan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Pertemuan tersebut berlangsung di Ruang Mutiara, Gedung 3, Kementerian KKP, Jakarta, pada Senin (31/10).
Terkait dengan program “Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan)” KKP, Sudarsono yang juga guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan meningkatkan konsumsi ikan merupakan langkah efektif mencegah stunting. “LDII berupaya untuk menyukseskan Gemarikan,” ujarnya.
Untuk itu, LDII menginisiasi program Gemarikan di pondok pesantren dan warganya. “LDII siap mengamplifikasi Gemarikan untuk mencegah stunting. Kami berencana, menyelenggarakan webinar sosialisasi dan permasalahan stunting, dipusatkan di Ponpes Minhaajurrosyiddin Jakarta, pada tanggal 26 November 2022,” pungkasnya.
Menanggapi usulan LDII itu, Direktur Pemasaran Ditjen PDSPKP Machmud Sutedja mengungkapkan, konsumsi ikan masyarakat Indonesia mencapai 55 kg per kapita. Hal tersebut, tentunya memiliki kontribusi positif bagi pencegahan stunting. Namun persebaran konsumsinya tidak merata, dan jenis ikan yang dikonsumsi juga beragam. “Konsumsi tertinggi di wilayah timur, seperti Maluku dan Sulawesi. Namun, di Jawa, konsumsi ikan masih rendah, ada yang di bawah 20 kg per kapita,” ungkapnya.
Maka, perlu adanya promosi Gemarikan untuk semakin meningkatkan konsumsi ikan secara nasional. “Adapun promosi dilakukan sesuai dengan preferensi konsumen di masing-masing wilayah. Misalnya di Makassar senang ikan bandeng. Di Jawa, khususnya Jawa Barat menyukai ikan nila dan mujair, sedangkan di Yogyakarta, senang ikan lele,” ujarnya.
Praktiknya, Machmud mengungkapkan, agar masyarakat Indonesia meningkat konsumsi ikannya. Menjadi tugas KKP, dan tugas bersama seluruh elemen bangsa. “Demi membentuk generasi Indonesia yang sehat, kuat dan cerdas,” katanya.
Atas dukungan LDII, ia mengapresiasi kesungguhan LDII untuk bersama-sama mengkampanyekan program Gemarikan. “Kami berharap, melalui ormas-ormas, seperti LDII. Dapat membantu program pemerintah, apalagi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat,” tutupnya. (Khoir/LINES).