Sudahkah Anda Bersyukur Lagi Hari Ini?

Seringkali seseorang mengeluh akan kehidupan yang mereka jalani. Padahal bisa jadi orang lain tengah berharap mempunyai kehidupan seperti yang mereka miliki. Lagi-lagi mereka tidak mensyukuri apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kita. Banyak mengeluh, iri dengan kehidupan orang lain, serta tak jarang menyalahkan Allah SWT atas apa yang terjadi pada dirinya. Lalu bagaimana dengan kata syukur itu?
Bersyukur adalah suatu kata yang gampang diucap, akan tetapi tak jarang manusia sulit untuk menelaah maknanya.
Apakah kalian pernah bersyukur masih diberikan nafas hingga detik ini, bersyukur dihindarkan dari segala bencana, serta bersyukur masih diberikan kesempatan untuk beribadah kepada-Nya. Lalu pertanyaan selanjutnya, sudahkah kita bersyukur hari ini? Ataukah masih mengeluhkan kehidupan yang kita jalani?
Ada sebuah syair lagu yang berbunyi, “Dunia ibarat air laut, diminum hanya menambah haus, nafsu bagaikan fatamorgana, di padang pasir.”
Dalam hal ini, dunia hanyalah fana, tidak ada yang bisa dibanggakan, tidak yang perlu diperjuangkan mati-matian, dan tidak yang benar-benar bisa menemani kita di akhirat kelak melainkan amal yang sholeh. Untuk itu, jika dunia masih menjadi satu-satunya tujuan kita hidup, alangkah baiknya bisa bermuhasabah(introspeksi) pada diri kita masing-masing.
Satu hal yang harus kita yakini adalah Allah SWT tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya. Semua sudah ada porsinya masing-masing. Adil tidak harus sama, adil adalah memberikan kepada Allah SWT sesuai dengan yang kita butuhkan.
Yang paling penting adalah bagaimana cara mensyukuri semua yang diberikan oleh-Nya. Allah SWT akan menambah nikmat-Nya jika bersyukur.
Hati yang bersyukur akan menguatkan dan memantapkan kebaikan dan keimanan yang ada dalam diri. Kebanyakan orang mungkin hanya bersyukur ketika mendapatkan kesenangan materi saja. Namun, orang yang dekat dengan Allah (minoritas) menyadari semua yang terjadi di dunia, baik itu nikmat atau musibah sekalipun akan senantiasa disyukuri. Siapa tidak mensyukuri nikmat, berarti menginginkan kehilangan nikmat tersebut. Dan barang siapa yang mensyukurinya, berarti telah secara kuat mengikatnya ke dalam nikma tersebut.
Allah Ta’ala berfirman: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An-Nahl 18)
Hanya hamba yang memiliki keimanan yang kuat yang selalu bisa mensyukuri setiap nikmat dan rizki yang telah Allah berikan. Sekecil apapun nikmat tersebut, jika seseorang bersyukur maka nilainya akan tinggi di mata Allah Ta’ala.
Seseorang bisa menghirup udara segar, tangan bergerak melakukan apa saja yang dia mau, mata bisa melihat dengan jelas, kaki bisa berjalan dan tubuh tegap tanpa takut terjatuh, perut bisa mencerna makanan dengan tidak memuntahkannya, telinga kita masih bisa mendengar, itu semua adalah nikmat dari Allah.
Allah Ta’ala berfirman : Maka makanlah yang halal lagi baik dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (Q.S An-Nahl [16] : 114). Hati yang bersih dan ikhlas, ridho dengan takdir-Nya, lisan yang selalu ringan mengucap syukur dan memiliki sifat akhlakul karimah terhadap sesama manusia merupakan bentuk nyata dari mensyukuri nikmat-nikmat Allah. 
Orang yang senantiasa bersyukur kepada Allah SWT, bersikap qana’ah dengan selalu mengambil pelajaran atau hikmah terhadap segala permasalahan, maka hidupnya akan tentram, pikirannya tidak terlalu cemas, hatinya selalu bersih dari kesombongan dan kekufuran.
Namun sebaliknya, orang yang tidak mau bahkan lupa bersyukur, maka Allah akan mencabut nikmat yang telah diberikan-Nya dan mengganti dengan siksa yang pedih. Naudzubillahi min dzalik. Sesuai dengan firman Allah yang termaktub dalam surat Ibrahim [14] ayat 7: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya bila kamu bersyukur, pasti kami (Allah) akan menambah (nikmat) kepadamu, dan bila kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Oleh karena itu, perlu disadari jika seseorang bersyukur maka keimanannya akan bertambah, ilmunya bertambah, hartanya bertambah, amal kita bertambah. Sebetulnya, bersyukur bukanlah hal sulit dan tentu juga bukanlah hal remeh yang mesti ditinggalkan. Namun sebaliknya, harus ditingkatkan, walau banyak yang lupa meninggalkannya.
Karenanya ingatlah firman Allah dalam surat Ar-Rahman [55] ayat 16: “Fabiayyi Aalaa’i Robbikumaa Tukadz-dzibaan – Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang (bisa) kamu dustakan?”
Lalu, sudahkah Anda bersyukur hari ini? Mengeja hari per hari dengan dzikir kepada Allah SWT. Bahkan Allah SWT masih memberikan nikmat saat Anda belum bisa sepenuhnya beribadah kepada-Nya.
Dalam sehari ada 24 jam, ada berapa waktu yang telah Anda utamakan untuk senantiasa mengingat kepada Allah SWT? Lalu masih pantaskah jika Anda mengeluh dan mengeluh jika Allah memberikan sedikit saja ujian-Nya agar kita tak berlama-lama jauh dari-Nya?
Ayo, mulai dari sekarang banyak merenung dan bermuhasabah kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat kepada hamba-Nya!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *