Kenalkan Pondokkarakter.com, MUI DIY Apresiasi LDII

“Tolong Program Bapak sangat bagus, segera informasikan dan bagaimana bentuknya sehingga hal itu akan menolong (Pendidikan Karakter),” ujar Sugito Majelis Ulama Islam (MUI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)  setelah menghadiri  Forum Group Discussion (FGD) -2 Pra Musyawarah Wilayah (Muswil) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Yogyakarta, pada Sabtu (31/07).

FGD yang bertemakan “Penguatan Pendidikan Karakter untuk Menyongsong Generasi Emas 2045” itu menghadirkan secara virtual beberapa narasumber sekaligus sebagai pemateri, yakni Kepala Dikpora DIY Didik Wardaya, SE., M.Pd., Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, Direktur Pascasarjana Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Prof. Dr. Ki. Supriyoko, M.Pd, dan Koordinator Bidang Pendidikan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII Dr. Drs. Basseng, M. Ed. Pemaparan Pondokkarakter.com

Dalam forum tersebut, Basseng ditemani Thonang Ketua Departemen memperkenalkan platform e-learning Pondokkarakter.com. Basseng menyampaikan ini salah satu upaya konkrit LDII didalam membangun karakter profesional religius bagi warga LDII. “Stakeholder pendidikan saat ini bisa belajar bagaimana sih membentuk generasi muda yang profesional dan religius. Mulai dari dalam kandungan sampai memasuki usia lansia,” jelasnya.

Karena seperti telah kita ketahui bahwa karakter itu terkadang naik turun, sehingga terus sering dikawal. Mulai dari lahir kemudian memasuki usia PAUD, Caberawit, Pra remaja, Remaja, Dewasa, lansia hingga menutup akhir hidupnya karakter tetap dijaga. “Oleh karena itu pembangunan karakter merupakan upaya komprehensif mulai dari kandungan hingga tutup usia,” ungkapnya.

Basseng menyampaikan Pondokkarakter.com itu tidak diperuntukkan bagi siswa secara langsung. Akan tetapi diperuntukkan bagi stakeholder pendidikan. Pendidikan karakter itu adalah tanggung jawab semua pihak. Bukan cuma guru saja, tetapi tanggung jawab orangtua juga. Sebab itu Pondokkarakter.com sebagai sumber pembelajaran bagi stakeholder pendidikan untuk meningkatkan kompetensi dalam mencetak generasi muda profesional religius.

“Jadi Pondokkarakter.com usernya itu tidak langsung siswa, akan tetapi usernya adalah stakeholder pendidikan yaitu mulai dari kepala sekolah, pengasuh yayasan dan lain sebagainya,” jelasnya.

Stakeholder yang dimaksud adalah para orang tua, guru/ mubaligh-mubalighot, pamong, tenaga kependidikan, kepala sekolah, dan pengelola yayasan. Indonesia emas tahun 2045 adalah sebuah konteks dimana diketahui seperti apa Indonesia saat itu? Dalam Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang bahwa pada tahun 2045 Indonesia akan sejajar dengan negara-negara maju. Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi kurang lebih 5-6%.

Tetapi hal yang perlu diperhatikan bahwa 100 tahun setelah kemerdekaan itu income perkapita sudah sama pendapatan negara maju. “Bahwa untuk mencapai itu, tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional dan religius,” tambahnya.

Untuk mencapai cita-cita tersebut, semua pihak baik dari pemerintah maupun swasta ikut bekerja sama. LDII sebagai Civil Society dituntut berkontribusi untuk mewujudkan hal itu. Sumber Daya Manusia yang bisa membantu Indonesia mewujudkan visinya adalah SDM yang profesional dan religius. Karena itu, LDII membangun sebuah platform Pondokkarakter.com untuk mewujudkan generus profesional dan religius. “Karakter itu berada didalam hati. Jika hati sesorang itu rusak maka rusak seluruh badannya,” ungkapnya.

Sistem pendidikan profesional religius ditandai dengan adanya Tri Sukses yaitu alim-faqih, berakhlakul karimah, dan mandiri. Lalu Enam Thobiat Luhur yaitu rukun, kompak, amanah, jujur, kerjasama yang baik, dan mujhid muzhid. Kemudian Empat Tali Keimanan yaitu bersyukur, mengagungkan, mempersungguh, dan berdoa. “Inilah karakter-karakter yang dibangun didalam sistem profesional religius,” jelasnya.

“Jadi cakupan kerja LDII telah mencover semua dari manusia lahir hingga kemudian meninggal dunia. Karakternya tetap dijaga hingga menjadi profesional religius kapanpun, dimanapun dia berada,” tambahnya. (Ilhami Yunifi).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *